Kamis, 20 Juni 2013

Mengambil Manfaat dari Bulan Sya'ban

Posted by DEW 1 FULDFK on 00.25 with No comments


Salah satu diantara persiapan-persiapan dalam penyambutan Ramadhan yang utama adalah memanfaatkan bulan sya’ban dengan sebaik-baiknya.
Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam Hijriah, terletak antara 2 bulan yang dimuliakan yakni Rajab & Ramadhan.
Beberapa hadits tentang sya’ban:
Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa  (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah saw. menjawab: "Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).
Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).

Jika kita mengambil ibroh dari riwayat-riwayat diatas, dapat kita simpulkan bahwa berpuasa di bulan Sya‘ban adalah utama, karena:

1. Sya‘ban ialah bulan yang disepelekan, bulan dimana manusia banyak melupakannya dan tidak mengambil manfaat darinya,maka beramal & menghidupkan syi’ar di saat manusia lain lalai merupakan suatu keutamaan, mungkin bisa kita analogikan sebagaimana mulianya kita untuk berdiri qiyamul lail di akhir malam sedangkan kebanyakan manusia asyik dengan kasur dan selimutnya.
2. Amal-’amal manusia (secara tahunan) sedang diangkat ke hadapan Allah SWT pada bulan sya’ban, sedangkan amalan-amalan mingguan diangkat pada hari senin kamis, makanya senin kamis juga disunnahkan berpuasa.

3. Penyambutan & pengagungan terhadap datangnya bulan Ramadan, karena kebanyakan ibadah-ibadah utama dan mulia, umumnya didahului oleh pembuka yang mengawalinya; Haji diawali persiapan Ihram di Miqat, Shalat juga diawali dengan bersuci, berwudhu’, dan persiapan-persiapan lainnya yang dimasukkan dalam syarat-syarat shalat, maka puasa di bulan sya’ban juga merupakan persiapan dalam menyambut bulan Ramadhan, dengan berpuasa di bulan sya’ban tubuh akan terbiasa dalam keadaan berpuasa jadi ketika ramadhan tiba kita telah siap untuk mengisinya dengan amalan-amalan dengan optimal, karena kecenderungan kalau kita tidak membiasakan diri untuk berpuasa sebelumnya, beberapa hari di awal bulan Ramadhan tubuh kita akan beradaptasi dulu sehingga tidak maksimal dalam memanfaatkannya untuk beribadah.
    Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mencantumkan pendapat bahwa puasa Sya‘ban seumpama sunnah Rawatib (pengiring) bagi puasa Ramadhan. Untuk shalat ada rawatib qabliyah & ba’diyah. Untuk Ramadhan, qabliyahnya; puasa Sya‘ban & ba’diyahnya; puasa 6 hari di bulan Syawal.

Disamping menganjurkan berpuasa di bulan Sya’ban, Rasulullah saw. juga melarang umatnya berpuasa jika hal tersebut dilakukan sehari atau dua hari sebelum bulan sya’ban berakhir. Sebagaimana sabda saw. : “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka puasalah.” (HR. Bukhari No. 1983 dan Muslim No. 1082 dari Abu Hurairah).

Satu atau dua hari terakhir sya’ban itu disebut dengan istilah Yaumus Syakk(hari keraguan) dan rasul melarang orang yang mengkhususkan berpuasa di Yaumus Syakk ini, tapi bagi orang yang memang terbiasa berpuasa maka tidak ada larangan baginya untuk berpuasa di hari itu.
Orang terbiasa berpuasa yang dimaksudkan disini misalnya: orang yang sudah biasa mengerjakan puasa senin kamis, dan kebetulan Yaumus Syakk ini jatuh pada hari senin atau kamis, maka orang yang seperti ini dibolehkan untuk puasa, ini juga mencakup puasa-puasa sunnah yang lain.
Terkait dengan orang-orang yang memang harus berpuasa pada Yaumus Syakk, seperti orang-orang yang bernazar atau ada hutang puasa yang belum dibayar, maka tidak mengapa bagi mereka untuk berpuasa pada Yaumus Syakk, bahkan dalam suatu hadits Aisyah berkata:
“Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya‘ban, karena sibuk melayani Nabi”. (HR Al Bukhari-Muslim)
    
Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim & Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa dari hadits ‘Aisyah ini dapat disimpulkan bahwa jika ada ‘udzur, maka qadha’ puasa boleh diakhirkan sampai bulan Sya‘ban. Tetapi kalau tanpa adanya ‘udzur, menyegerakannya di bulan Syawal dan seterusnya lebih utama.

Wallahu a’lam bis shawab.

Senin, 10 Juni 2013

FIMA-WAMY Medical Students Camp (Jordan) 2013 with theme "Building of Leadership Among Health Science Students"


Delegates Requirement
  • Writing an essay (with themes: "Building of Leadership Among Health Science Students")*
  • min. TOEFL score 450*
  • Passport
  • Visa Application for Jordan
  • Transportation and Accommodation expenses
  • Curriculum Vitae*
  • Recommendation letter from LDFK (Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran)*
*Essay, TOEFL result, CV, and Recommendation Letter must be sent by email to humasdep.fuldfk@yahoo.com NO LATER THAN June 17th 2013.

For further information, keep in touch with and join us on Facebook FULDFK Indonesia (NEW) and visit FIMA official website here.
Contact Person: 083182036634 (Risa, UNBRAH) | 085691388303 (Saddam, UNSOED)

Humas Dewan Eksekutif Pusat FULDFK